Rabu, 14 Maret 2018

Wiebe Wakker, Bule Belanda Bermobil Listrik Singgah di Banyuwangi




Surabaya - Sempat tertahan sebulan di Surabaya, traveler pengguna mobil listrik asal Belanda, Wiebe Wakker (31) tiba di Banyuwangi. Wiebe masih mengendarai mobil listrik VW Golf andalannya.

Wiebe berada di Banyuwangi selama dua malam untuk beristirahat dan mengisi ulang baterai mobilnya sebelum melanjutkan perjalanan menuju Timor Leste. Selama berada di Banyuwangi, ia mengaku sangat terkesan dengan kota di ujung timur Pulau Jawa ini, terutama karena bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang ada.

Pria lulusan Art and Economic, University of Art di Utrecht, Belanda ini juga sempat merasakan kuliner sate ayam dan menyaksikan salah satu kesenian khas Banyuwangi, yakni tarian Gandrung.

"Banyuwangi ini daerah yang menyenangkan dan saya rasa Banyuwangi kota yang menarik untuk dieksplor ke luar," kata Wiebe saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di pendopo kabupaten, Rabu (14/3/2018)

Kepada Anas, Wiebe juga menyatakan bahwa tujuan utamanya keliling dunia ini tak lain untuk mengkampanyekan mobil listrik sebagai mobil yang ramah lingkungan dan hemat energi. Karena menurutnya, belum banyak negara yang menggunakan mobil listrik.

Mobil listrik ini, kata Wiebe, mampu menempuh jarak ribuan kilometer dengan kecepatan 180 km/jam. Selain itu penggunaan mobil ini tidaklah sesulit yang dibayangkan karena untuk pengisian bahan bakar, pengguna hanya mengisi ulang baterainya selama 12 jam.

"Itu bisa dilakukan dimanapun. Baterai yang penuh bisa untuk melakukan perjalanan hingga 200 km," kata dia.





Diakui Wiebe, butuh waktu panjang untuk mengubah kebiasaan orang menggunakan mobil elektrik, karena mereka beranggapan mobil ini tidak mampu untuk melakukan perjalanan jauh. "Dengan saya keliling dunia, saya ingin yakinkan bahwa mobil ini mampu menempuh perjalanan ribuan kilometer," tambahnya.


Anas pun menyatakan rasa terima kasihnya kepada Wiebe karena berkenan untuk singgah di Banyuwangi. "Dengan keliling dunia menggunakan mobil listrik ini, sangat menginspirasi kami untuk peduli pada lingkungan," ungkapnya.

Untuk menunjukkan apresiasinya, Anas melanjutkan keterangannya dengan mengatakan bahwa Banyuwangi memiliki kepedulian tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Bahkan, sejak 2013 lalu, Banyuwangi telah mencanangkan gerakan sedekah oksigen, di mana masyarakat diajak untuk peduli menjaga lingkungan dengan cara menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan masing-masing.

Berkat gerakan itu, di Banyuwangi sendiri saat ini sudah ada sedikitnya 6,7 juta pohon baru yang ditanam di lahan-lahan kosong atau lahan kritis, sehingga cadangan oksigen melimpah. Bahkan, karena banyaknya cadangan oksigen ini Banyuwangi ditetapkan ke dalam jaringan Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO.

"Bagi kami menjaga kelestarian lingkungan sangatlah penting. Karena dengan banyaknya pohon bisa menghasilkan udara yang bersih dan segar," pungkas Anas.





0 komentar:

Posting Komentar